Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2009

Si Buyung & Si Upik

Mengapa ya, menurut pengamatan saya. anak laki-laki lebih lambat dalam penuntasan tugas perkembangan motorik halus daripada anak perempuan. Saya mengamati di kelas satu, semua anak yang belum tuntas motorik halusnya adalah anak laki-laki. Padahal dalam hal motorik kasar, mereka jagonya. Menurut Kavale & Matson perkembangan motorik halus juga dipengaruhi oleh perkembangan motorik kasar. Sehingga anak yang mempunyai motorik kasar yang bagus diharapkan motorik halusnya juga demikian. Apa benar bahwa Si Upik lebih terampil motorik halusnya daripada Si Buyung? atau pola asuh orangtua yang memengaruhi?? Biasanya anak laki-laki cenderung "dibebaskan" dalam berbuat sesuatu seperti memanjat, berlarian, melompat dll. sehingga motorik kasarnya terasah. Beda dengan anak perempuan yang lebih "halus" dalam mengerjakan sesuatu sehingga lebih terampil dalam motorik halus (penggunaan tangan).

Jangan Dibaca

Lho kog masih dibaca juga... mungkin itu merupakan salah satu diantara efek dari larangan/bahasa negatif yang sering kita gunakan.Suatu ketika, saya meminta tolong kepada salah satu teman untuk menyimpan sebuah dokumen penting. Saya memberi pesan agar dokumen saya jangan dihilangkan. Tapi apa yang tejadi kemudian. Ya benar, ternyata dokumen saya dihilangkan, yang artinya berkebalikan dengan pesan saya. Mungkin kejadian tersebut tidak terjadi jika saya menggunakan kata Ustadzah tolong disimpan yaa.. Mungkin anak-anak kita juga begitu, ketika kita melarangnya anak-anak justru melakukan hal yang kita larang tersebut. Sebagai contoh larangan untuk tidak berlari di koridor sekolah, sering sekali saya temui teguran dengan bahasa jangan berlari. Tapi anak-anak masih saja menghiraukan teguran tersebut. Mungkin efektif jika menggunakan ajakan untuk berjalan di koridor.wallohu a'lam Semoga kita bisa mengubah kebiasaan melarang menggunakan bahasa negatif dengan kebiasaan ajakan menggunakan ba