Matematika

Pakar psikologi perkembangan berpendapat bahwa usia 6-12 tahun merupakan tahap belajar anak mengenai hal-hal yang konkrit. Sedangkan matematika adalah mata pelajaran yang abstrak bagi anak seusia itu. Tugas kita (guru) untuk mengkonkritkan sebuah konsep dari matematika. Saya terinspirasi dari majalah Guru yang diterbitkan oleh KPI (Kualita Pendidikan Indonesia). Majalah tersebut mengulas bagaimana mengajar matematika yang menyenangkan sehingga anak-anak menemukan sendiri konsep yang dipelajari. Salah satunya belajar pecahan, mengenal pecahan 1/2, 1/4 dan lain-lain.Siswa diminta membawa roti tawar dan selai kemudian Guru memberikan masalah yang harus dipecahkan menggunakan konsep pecahan seperti: kalian mempunyai satu roti sedangkan satu teman kalian menginginkan roti tawar yang ada selainya, bagaimana cara kalian membagi roti tersebut dengan adil.Selain mengajarkan konsep pecahan, kita juga mendidik pesan/nilai keadilan pada siswa. Siswa akan berpikir caranya, tidak jarang kita menemui...