Hukuman Vs Konsekwensi logis

Seorang Ibu dengan mata berkaca-kaca bercerita kepada saya. Beliau menceritakan anaknya yang tidak mau sekolah setelah mendapat hukuman dari gurunya.

Saya berpikir, sudah tidak zaman lagi menghukum siswa dengan berdiri didepan kelas. Ternyata hukuman yang tidak mendidik tersebut masih ada (tentunya bukan di SIT).

Anak-anak adalah makhluk-Nya yang dikaruniai jasad, fikriyah dan ruhiyah. Mereka bukan mesin atau robot yang bisa diperlakukan seenaknya. Saya teringat taujih Ustadz Masruri, beliau berpesan jangan mudah menghukum anak. Karena ada tahapan-tahapan yang harus dilakukan sebelum mengambil tindakan untuk menghukum. Tahapan tersebut adalah CoPeTecelaanHu. Contoh, Sudahkah kita menjadi suri tauladan bagi anak-anak?. Perintah, jika sudah memberi teladan, bolehlah untuk memerintah. Teguran diberikan jika anak belum mematuhi perintah, selanjutnya adalah Celaan yang tidak menyakitkan hati dan terakhir adalah Hukuman atau lebih tepatnya Konsekwensi logis.

Ada perbedaan mendasar antara hukuman dan konsekwensi logis.
Berikut perbedaannya:
Hukuman :
  1. Suatu tindakan penghukuman
  2. Orang dewasa memegang kekuasaan dan memutuskan benar tidaknya suatu hal
  3. Menunjukkan kekuasaan dan otoritas pribadi
  4. Tidak mengenal keadilan dan kejujuran
  5. Suara keras, melengking dan menjengkelkan
  6. Merupakan justifikasi dari seluruh kepribadian anak
  7. Si anak tidak mendapat pengakuan
Sedangkan,
Konsekwensi Logis :
  1. Merupakan proses pembelajaran bagi Anak
  2. Orang dewasa berperan sebagai pendidik
  3. Menjelaskan perlunya ketertiban, bukan melukiskan rendahnya seseorang
  4. Tegas, adil dan jujur
  5. Suara terdengar ramah dan tenang
  6. Membuat garis tengah antara tindakan dan pelakunya
  7. Si anak mendapat pengakuan meskipun sikapnya tidak dapat diterima
Semoga kita menjalankan amanah dari Alloh dengan sebaik-baiknya dan semoga kita bukanlah guru penghukum. Amiin

Komentar

  1. Alhamdulillah, tulisan ini menjadi pengingat. Semoga banyak guru yang membacanya.

    BalasHapus
  2. Amin. Emang us, yang namanya dihukum itu ga enak. Bahkan bisa mendistorsi idealisme kita. Saya punya pengalaman yang berharga. Ingat kan waktu kita dihukum dg ptg hr pas tlt. Dulu, kalau saya tlt, maluu bener sama anak-anak. Beban moralnya guede banget. Tapi, pas ptg hr itu, kok jadi ga ngerasa salah ya, karena "Toh, akan saya bayar". Tuh. kasihan dah saya. But, untung ga lama. Kalau sekarang telat, malu sama semua, yang lihat rekap telat kita. :).

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemilu di SDIT Insan Kamil Sidoarjo

Matematika

Jangan Dibaca